Jumat, 15 Juli 2011

Buku Ilustrasi Grafis Antik Tionghoa di Indonesia Tempo Doeloe





Ilustrasi Cerita











Daftar Isi




Cheng Li bukanlah buku antik, tapi isinya tentang karya grafis orang Tionghoa di Indonesia yang antik-antik. Yang dimaksud Ilustrasi grafis ialah gambar-gambar ilustrasi yang dicetak untuk sebuah karya (buku, majalah, koran, iklan dan lain sebagainya).
Daftar isi buku :
- Rasa Perimbangan Dasar Hidup Beruntung & Bahagia
- Ko Put On
- Ilustrasi Tionghoa
- Ilustrasi Grafis
- Hikayat Lou Djeng Ti
- Rahasia Sragen
- Nyonya Tjan Hoei
- Teekenan Tionghoa
- Huruf Tionghoa
- It Kie Bwee
-Riwayatnya Si Tukang Nangis

Buku ini tebal : 294 halaman
Harga Rp 55.000,- belum ongkir

Chengli
Apa artinya ceng li ? Ternyata ceng li berarti Fair, pantas, adil, pas, sesuai. Kata Ceng li ini sering sekali diucapkan oleh orang tionghoa tempo doeloe, karena mereka amat menghayati ajaran Kong Hu Cu. Sekarang pun masih sering kita dengar walaupun keturunan orang tionghoa di Indonesia sudah banyak yang beralih agama jadi katolik atau kristen. Cengli menjadi ukuran apakah seseorang tahu diri atau tidak. Orang yang bocengli (tidak tahu diri) adalah orang yang ingin menangnya sendiri (egois).

Buku ini tidak ada hubungannya dengan ajaran prilaku ceng li. Buku ini jelas ingin mengumpulkan data tentang seni ilustrasi grafis orang tionghoa di Indonesia, tempo doeloe.

Memang pada jaman sebelum dan sesudah perang dunia kedua, orang tionghoalah yang banyak bergerak dibidang penerbitan di Hindia Belanda. Ini bisa dilihat di buku : Claudine Salmon : Literature in Malay by the Chinese of Indonesia, a Provisial Annotated Biblio­graphy (Paris:1981).

Katalog karya sastra peranakan yang ditulis oleh Claudine Salmon ini memuat 806 penulis dengan 3005 karya yang terdiri dari drama asli, syair asli, terjemahan karya penulis Barat, terjemahan cerita-cerita Tiongkok, novel dan cerita pendek asli. Sebanyak 2757 karya bisa diidentifikasi pengarangnya, sementara 248 lainnya anonim.

Dalam penelitian Claudine, ditemukan bahwa Oey Se karya Thio Tjin Boen dan Lo Fen Koei karya Gouw Peng Liang adalah dua prosa asli pertama Kesastraan Melayu-Tionghoa yang terbit di tahun 1903. Ini berarti karya-karya itu telah muncul 20 tahun lebih awal dibandingkan karya Sastra Balai Pustaka yang antara lain ditandai dengan terbitnya novel Azab dan Sengsara: Kisah kehidupan Anak Gadis karya Merari Siregar pada 1920 dan Sitti Nurbaja karya Marah Rusli pada tahun 1922.

Tapi dalam buku Chengli yang berusaha dikumpulkan adalah seni ilustrasi orang tionghoa yang ditemukan diberbagai majalah, koran dan iklan.