Jumat, 15 Juli 2011


Jaarbeurs bursa dagang tahunan di Bandung

Jaarbeurs - acara tahunan yang hilang
Jaarbeurs 1925
Kalau di Batavia ada Pasar Gambir jaman baheula yang jadi cikal bakal Jakarta Fair, di Bandung ternyata juga ada. Namanya Jaarbeurs atau Annual Trade Fair, yang kalau diterjemahin : Bursa dagang tahunan. Acara ini mulai diadakan pada tahun 1920 pada bulan Juni sampai Juli atas prakarasa Comite tot Behartiging van Bandoeng's Belangen (Komite guna mengurus kota Bandung) yang pada tahun 1920 berubah namanya menjadi Bandoeng Vooruit (Bandung maju). Jaarbeurs dibuka oleh Walikota Bandung saat itu - B. Coops yang juga sebagai pemrakarsa.
Gedung Jaarbeurs 2008

Dari tahun 1920 sampai 1924 Jaarbeurs dilaksanakan di area sebelah Selatan lapangan olah raga Nederland Indie Athletiek Unie - NIAU, yang sekarang dikenal sebagai Gelora Saparua, dalam bentuk bangunan-bangunan semi permanen. Baru pada tahun 1925 gedung utama Jaarbeurs selesai dibangun oleh arsitek yang banyak mewarnai kota Bandung baheula dengan karya-karyanya - Schoemaker bersaudara. Gedung di jalan Aceh ini bergaya art deco dengan tiga patung torso Atlas bugil di bagian atapnya dan tulisan Jaarbeurs di bagian bawah. Patung-patung ini pernah ditutup untuk waktu yang lama karena dianggap melanggar kesopanan, namun sekarang telah dibuka kembali.


Tiga patung torso Atlas di atap gedung Jaarbeurs

Suasana Jaarbeurs saungguh amat meriah. Selain tersedia panggung-panggung pertunjukan, juga terdapat stand-stand yang menempati bangunan-bangunan semi permanen untuk mempromosikan berbagai produk industri dan perkebunan dari Bandung. Kegiatan ini sekaligus menjadi promosi pariwisata Bandung saat itu. Pengunjung bukan hanya masyarakat Bandung saja. Bahkan wisatawan dan pengusaha dari daerah lain dan manca negara banyak yang datang. Sehingga hotel-hotel dan villa-villa di Bandung kebanjiran tamu.

Menurut cerita, seniman yang juga pahlawan nasional : Ismail Marzuki ketemu jodohnya Eulis Zuraidah, di arena Jaarbeurs ini.

Sepintas gedung yang sekarang menjadi gedung MAKODIKLAT TNI-AD ini terlihat mirip dengan gedung Merdeka di jalan Asia Afrika, tentu ngga aneh, karena arsiteknyapun sama, ya Schoemaker juga. Acara bursa dagang tahunan ini berakhir pada tahun 1941 karena pada tahun 1942 Jepang keburu masuk Indonesia. Sayangnya setelah kemerdekaan acara ini tidak dilanjutkan kembali.


Poster acara Jaarbeurs 1931



Gedung utama Jaarbeurs ketika baru selesai dibangun-1925

Pengunjung membeli karcis sebelum masuk Jaarbeurs

Noni-noni Londo pada perayaan Jaarbeurs
Suasana jaarbeurs


Stand Toko buku M I Prawira Winata

Stand Kendaraan bermotor dari Jl. Naripan


Stand butik terkenal di Bragaweg : Au Bon Marche



Stand Importir kamera : Luyks

Stand Produsen teh Goalpara